Diet Anak Autis / Hiperaktif



POLA MAKAN DAN NUTRISI




Mengapa Penting ?





Gangguan / Kelainan pada Anak Dengan Autisma :



  1. Gangguan Nutrisi ( Gizi )

  2. Gangguan Metabolisme

  3. Gangguan Pencernaan dan Penyerapan Makanan

  4. Gangguan Sistim Kekebalan Tubuh

  5. Gangguan Sistim Pembuangan Racun Dan Logam Berat


Dampaknya : Gangguan Fungsi dan Perkembangan Tubuh, Khususnya Jaringan Otak dan Sistim Saraf Pusat





ANJURAN UNTUK ANAK DENGAN AUTISMA / HIPERAKTIF



  1. Diet GFCF ( Gluten Free - Casein Free ) : Hindarkan semua jenis makanan yang mengandung tepung terigu ( Roti, Kue-Kue, Snack, mi, dll ) Produk susu sapi ( Susu Bubuk/Kaleng, Keju, Kue-Kue yang dibuat dengan memakai Susu Sapi, Es Krim, Yogurt, Yakult, Snacks, dll). Hindarkan Beras Ketan karena kandungan Gluten yang cukup tinggi. Buatlah sendiri Kue atau Snack dengan menggunakan bahan-bahan yang diperbolehkan, Mis : Tepung beras, Tepung Larut, Tepung Tapioka.

  2. Diet Bebas Gula Jangan pula Gunakan gula buatan seperti : Saccharine, Aspartam ( Mis : Tropicana Slim, Equal ). Sebagai penggantinya bisa dipakai : Stevia, Glycerin, atau sarbitol.

  3. Hindarkan Makanan yang dibuat dengan Peragian, Mis : Tempe, Roti, dll.

  4. Kebutuhan Karbohidrat harus dipenuhi dengan makanan nasi yang cukup, makan terlalu banyak karbohidrat juga tidak baik. Perbanyak makan protein ( Daging Sapi, Kambing, Unggas, Telur, Kedelai, Biji-bijian, dan kacang-kacangan ).

  5. Sebisa Mungkin Hindarkan Makan Ikan Karena Kandungan Logam Beratnya yang Tinggi Akibat Pencemaran Lingkungan Terutama Pada Ikan Laut. Ikan yang relatif aman dikomsumsi yaitu : Ikan Salmon, Tuna, Makarel/Tengiri.

  6. Perbanyak Makan Sayur-Sayuran dan buah-buahan Segar Sebagai Sumber Vitamin, Mineral, dan Serat ( Fiber ).

  7. Buatlah Anak Mau minum Air yang banyak ( Kira-kira 2 Liter sehari )

  8. Jangan Berikan Makanan Yang Mengandung campuran bahan-bahan Kimia (Additives), misalnya : Pengawet ( Preservatives ), Pewarna ( Colouring ), Penyedap ( Flavoring ). Jangan Tambahkan MSG atau Micin pada Setiap Masakan Anak Anda.

  9. Kerena Sebagian Besar Anak-anak Ini Mempunyai Alergi Makanan Akibat Penumpukan Makanan Yang Sama Akibat komsumsi Yang Berlebihan, Maka Perlu Diadakan Rotasi makanan ( Food Rotation ) Dengan menggunakan Makanan yang bervariasi.

  10. Lakukan Tes Alergi Makanan Lewat Pembuatan Food Diary ; Dengan Pengamatan Yang cermat Dapat Diketahui Efek Dari makanan Tertentu Terhadap Perubahan Kesehatan Maupun Perilaku Anak.

  11. Pemberian Suplement Penting untuk Melengkapi Kebutuhan nutrisi Yang Tidak Tercukupi dari makanan ( Multi-Vitamin, Mineral-Mineral, Enzim Pencernaan, Probiotik, Colustrum, dll ). Lihat Lampiran Tentang Suplemen.

  12. Periksalah Dengan Teliti Terlebih Dahulu Label makanan Untuk melihat Komposisi Dari makanan yang Akan Kita Beli Di Toko. Jangan beli jika terdapat bahan-bahan makanan yang dilarang seperti tersebut di atas. Karena Seringkali Komposisi ditulis dalam Bahasa Inggris, Daftar bahan makanan yang harus dihindari berikut ini mungkin bisa membantu : Wheat Flour, Milk ( dairy ), yeast, Monosodium Glutamate ( MSG ), Vegetable Oil, Natural Coloring, Natural Flavoring, Food Dyes, Preservatives.




SUPPLEMEN UNTUK ANAK DENGAN AUTISMA / HIPERAKTIF



Harus Diberikan :




  1. Magnesium ( Magnesium Glycinate )

  2. Calcium ( Calcium Citrate )

  3. Zinc

  4. Vitamin C Dosis Tinggi ( Bentuk Esters )


Sangat Berguna :




  1. Vitamin B6 Dosis Tinggi Atau Dalam Bentuk Jadi ( P5P)

  2. Vitamin b Kompleks

  3. Vitamin A

  4. Multimineral ( Yang Tidak Mengandung Copper dan Manganese )

  5. Selenium

  6. Essential Fatty Accid ( Asam Lemak Penting ) yang Mengandung Omega-3 & 6

  7. Probiotik

  8. Colostrum


Mungkin Berguna ( Tergantung Kasus Per kasus dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium dari : Darah, Kencing, Tinja, dan Rambut ), seperti :




  1. TMG

  2. L-Glutamine

  3. Glutathione

  4. Glycine

Kriteria Autisme

Menurut DSM IV Kriteria Diagnostik Gangguan Autistik Adalah:

A. Harus ada sedikitnya 6 Gejala dari No ( 1 ), ( 2 ) dan ( 3 ) dengan minimal 2 Gejala dari No ( 1 ) dan masing-masing 1 Gejala dari dari No ( 2 ) dan ( 3 )
  • ( 1 ) Gangguan Interaksi Sosial ( Minimal 2 Gejala ). Secara Kualitatif, terdapat Hendaya dalam Interaksi sosial ( Tak mampu menjalin Interaksi Sosial yang cukup memadai ). Sebagai manifestasi paling sedikit dua dari yang berikut ini :

a. Kontak Mata Sangat Kurang, Ekspresi Muka Kurang Hidup, Gerak-Gerik Kurang Hidup.

Hendaya di dalam perilaku Nonverbal seperti pandangan mata ke mata, ekspresi wajah, sikap tubuh dan gerak terhadap rutinitas dalam interaksi sosial.

b. Tidak Bisa Bermain Dengan Teman Sebaya.

Kegagalan dalam membentuk hubungan dengan kawan-kawan sesuai tingkat perkembangannya.

c. Tidak Dapat Merasakan Apa Yang Dirasakan Orang Lain.

Kurang kespontanan dalam membagi kesenangan, daya pikat atau pencapaian akan orang lain seperti kurang memperlihatkan, mengatakan atau menunjukkan objek yang menarik.

d. Kurang Hubungan Sosial dan Emosional yang timbal balik.

Kurang sosialisasi atau emosi yang labil.

  • ( 2 ) Gangguan Dalam Bidang Komunikasi ( Minimal 1 Gejala ). Secara Kualitatif, terdapat Hendaya dalam komunikasi sebagai manifestasi paling sedikit satu dari yang berikut ini:

a. Bicara Terlambat Atau Bahkan Sama Sekali Tak Berkembang ( Dan Tak Ada Usaha Untuk Mengimbangi Komunikasi Dengan Cara Lain Tanpa Bicara. Misalnya Mengimbangi Cara Komunikasi Melalui Alternatif Seperti Gerak Isyarat atau Gerakan Meniru-Niru ).

b. Bila Bisa Bicara, Bicaranya Tidak Dipakai Untuk Komunikasi.

Individu bicara cukup adekuat, hendaya dalam memulai atau meneruskan pembicaraan dengan orang lain.

c. Sering Menggunakan Bahasa Aneh Yang Diulang-Ulang.

Menggunakan "Kata" berulangkali dan stereotip atau kata-kata aneh.

d. Cara Bermain : Kurang Variatif, Kurang Imajinatif, Kurang Bisa Meniru.

Kurang memvariasikan gerakan spontan yang seolah-olah atau pura-pura bermain sesuai tingkat perkembangan.

  • ( 3 ) Pola Perilaku, Minat Dan Kegiatan Yang Dipertahankan Dan Diulang-Ulang. Perilaku berulang dan terbatas, tertarik, dan aktif, sebagai manifestasi paling sedikit satu dari yang berikut ini :

a. Mempertahankan Satu Minat Atau Lebih Secara Khas Dan Berlebih-lebihan.

Keasikan yang meliputi satu atau lebih stereotip dan kelainan dalam intensitas maupun fokus ketertarikan akan sesuatu yang terbatas.

b. Terpaku Pada Suatu Kegiatan Yang Ritualistik/Rutinitas Yang Tak Ada Gunanya.

Ketaatan terhadap hal tertentu tampak Kaku, rutinitas atau ritualpun tidak fungsional.

c. Gerakan Aneh Yang Diulang-Ulang.

Gerakan stereotip dan berulang misal memukul atau memutar arah jari dan tangannya, meruwetkan gerakan seluruh tubuhnya.

d. Terpukau Pada Bagian-Bagian Benda ( Yang Berputar )

Keasyikan terhadap bagian-bagian objek yang menetap.

B. Keterlambatan Atau Kelainan Fungsi Paling Sidikit Satu Dari Yang Berikut Ini Sebelum Sampai Usia 3 Tahun : ( 1 ) Interaksi Sosial, ( 2 ) Bicara Dan Berbahasa yang Dipergunakan Dalam komunikasi Sosial atau ( 3 ) Cara Bermain Yang Kurang Variatif. Atau Kurang Mampu Bermain Simbol Atau Berkhayal.

C. Gangguan Ini Tidak Lebih Baik Dari Gangguan Rett Atau Gangguan Disintegrasi Masa Kanak-Kanak

autisme di jambi

masukkan komentar anda tentang autisme

autisme di jambi

Akhir-akhir ini telah banyak penderita autisme di jambi. Di Yayasan bunga bangsa sendiri yang merupakan pusat terapi autisme pertama di kota Jambi sejak tahun 2001 hingga 2008 telah menangani lebih kurang 300 anak-anak autis dan berkebutuhan khusus lainnya. Menurut dokter anak yang telah biasa berpengalaman menangani anak autis di Jambi yaitu dr. H. Pandji, Sp. A paling tidak 3 sampai 4 anak yang di diagnosa autis di tempat prakteknya. sedangkan menurut pak Ridwan, S. Psi selaku pimpinan yayasan bunga bangsa dan juga dosen psikologi pada IAIN STS JAMBI, seringkali penanganan anak-anak berkebutuhan khusus ini terlambat karena terkadang anak sudah diterapi pada usia di atas 5 tahun. Hal ini tak terlepas lambatnya informasi yang sampai ke orang tua, sehingga anak dibiarkan dengan harapan sembuh dengan sendirinya. Untuk itu butuh proses sosialisasi yang tak henti-hentinya ke masyarakat untuk menyadari ini semua. yayasan bunga bangsa sendiri sejak tahun 2004 sudah membentuk PSG (Parents Support Goup) yang merupakan perkumpulan orang tua anak berkebutuhan khusus untuk mensosialisasikan apa autis itu sebenarnya yang sering dianggap masyarakat awan adalah gangguan mental atau jiwa. Dan PSG sendiri sudah beberapa kali mengadakan kegiatan seminar maupun lomba untuk anak-anak berkebutuhan khusus ini. Namun sayang usaha-usaha yang telah dilakukan tersebut tidak didukung secara penuh oleh pemerintah dalam hal ini dinas pendidikan. Tapi, kita tidak perlu berkecil hati. yang paling penting disini adalah usaha yang sungguh-sungguh dari orang tua untuk dapat membantu anak-anaknya keluar dari permasalahannya. Dan segeralah anak untuk dapat diterapi, baik itu diterapi sendiri oleh orang tuanya atau kepusat-pusat terapi yang memang telah berpengalaman dengan tenaga pendidik yang sesuai dibidangnya. Sekali lagi peran orang tua sangat penting. Seperti pada contoh ibu Standarwati, ST yang telah berhasil menerapi anaknya sendiri tanpa pernah ditangani oleh pusat-pusat terapi yang ada. Dengan banyak membaca buku serta berkonsultasi dengan dr. H. Pandji, Sp. A dan Ridwan, S. Psi, ibu Standarwati, ST mampu mengaplikasikan ilmunya sendiri langsung kepada anaknya. Semoga orangtua-orangtua yang lainpun mempunyai semangat dan motivasi yang sama seperti ibu Standarwati, ST